Sebenarnya ada berbagai macam cara
untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah.
Berikut ini adalah salah satunya, dengan model
Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan huruf nya. Selamat mencoba Minggu, 25 November 2012
Sabtu, 01 September 2012
DOWNLOAD PP DAN SK GERAKAN |
PP GERAKAN PRAMUKA
|
KLIK DISINI
|
PP Tanda Penghargaan | |
PP Cara Menilai Kecakapan | |
PP Gladian Pimpinan Regu | |
PP Gladian Pimpinan Satuan Penegak | |
PP Karang Pamitran | |
PP Kecakapan Pembina Pramuka Adi | |
PP Korps Pelatih | |
PP Mabi Gerakan Pramuka | |
PP Org & Tata Kerja Pusdiklatcab | |
PP Pembinaan dan Pengembangan Gudep Perg. Tinggi | |
PP Pengawasan Gerakan Pramuka | |
PP Pengorganisasian Gerakan Pramuka | |
PP Syarat Kecakapan Umum | |
PP Tanda Pengenal Gerakan Pramuka | |
PP Tanda Satuan Gerakan Pramuka | |
PP Tanda Pengenal Nama Diri | |
Pernyataan Keluar dari WAGGGS | |
PP Panduan Kursus Pembina Profesional | |
PP Panduan Dasar Kewirausahaan GP. | |
PP Penggolongan Usia Peserta Didik | |
PP Penyempurnaan SPPP G. Pramuka | |
PP Pola & Mekanisme Pembinaan T/ D | |
Lambang Gerakan Pramuka | |
Penyeragaman Nama Badan Pembantu/ Pelaksana Kwartir | |
PP Gugus Depan/ Penyempurnaan | |
PP Org. dan Tata Kerja Kwarran | |
PP Org. dan Tata Kerja Kwarcab | |
PP Upacara Di Dalam G. Pramuka | |
PP Pertemuan Pramuka | |
Penyesuaian PP Pertemuan Pramuka | |
PP Pesta Siaga | |
Penyesuaian PP Pesta Siaga | |
PP Perkemahan Besar Penggalang | |
PP Lomba Tingkat | |
PP Satuan Karya | |
PP Satuan Karya Bahari | |
PP Satuan Karya Bakti Husada | |
PP Satuan Karya Bhayangkara | |
PP Satuan Karya Dirgantara | |
PP Satuan Karya Kencana | |
PP Satuan Karya Taruna Bumi | |
PP Satuan Karya Wanabakti | |
PP Pakaian Seragam Pramuka ( PP No. 226 Tahun 2007 ) | |
SKK Saka Bhayangkara | |
PP Pramuka Garuda | |
Penyempurnaan dan TKK Bhayangkara | |
PP Satuan Karya Wira Kartika | |
PP Dewan Kerja Tahun 2007 | |
PP Raimuna | |
PP Perkemaham Wirakarya | |
Sistem Regristrasi Gugus Depan | |
Sistem Diklat Anggota Dewasa | |
Renstra Gerakan Pramuka | |
Seragam Khusus Upacara Angg. Dws. |
KRIDA PIONERING
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
KRIDA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
SAR
Sejarah SAR Nasional
Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan ?Black Area? bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR
Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.
KRIDA NAVIGASI DARAT
NAVIGASI DARAT
Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akanmemudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
KRIDA SURVIVAL
SURVIVAL
Dalam melakukan perjalanan di Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali diri dengan pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
KRIDA MOUNTENEERING
MOUNTAINEERING
Secara
bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung.
Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut
:
1. Hill Walking/Hiking
1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking
adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit
yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah
45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan
kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang
tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu)
sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat! Ouhhh…
Nah, tentu saja mountaineering ini cukup menantang untuk digeluti… selain wahana kegiatannya yang berada di daerah ketinggian pegunungan yang diwarnai dengan tebing lembah, ngarai, ceruk, sungai, dan panorama tiada tara, untuk melakoni mountaineering ini tentu saja dibutuhkan kesiapan fisik yang mantap.
Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang mantap!
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat! Ouhhh…
Nah, tentu saja mountaineering ini cukup menantang untuk digeluti… selain wahana kegiatannya yang berada di daerah ketinggian pegunungan yang diwarnai dengan tebing lembah, ngarai, ceruk, sungai, dan panorama tiada tara, untuk melakoni mountaineering ini tentu saja dibutuhkan kesiapan fisik yang mantap.
Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang mantap!
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.
2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.
Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu
panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja
dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking
(naik tebing dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing ini
dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki,
keseimbangan tubuh dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat
tebing bukan hanya di alam tetapi kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan
peran lembaga STTA dalam melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan
woll-climbing. Didalam pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang
cukup besar. Maka dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun
untuk dapat bekerja sama dalam pembuatan wool-climbing ini.
3.
Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
Ice and Snow Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
Ice and Snow Climbing
Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan
mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan
tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah
kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah
raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan,
tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman
untuk dilakukan.
ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai
pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang
telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan
pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang
memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter
tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama,
yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
· Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum
yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static
digunakan untuk rappelling.
· Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai
5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel.
Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah
sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang
berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
· Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
· Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri
dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
- sebagai penghubung
- membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
- Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
- Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya
sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa
digunakan untuk membelay atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila
diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu
untuk naik pada tali.
6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat
badan. Ada dua jenis hernas :
· Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
· Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan
:
· Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian
bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk
pijakan-pijakan di celah-cleah.
· Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian
bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak
tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian
depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali
pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor
bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
· Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang
di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
· Artificial Anchor, anchor buatan yang
ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock,
piton, bolt, dan lain-lain.
ARTI LAMBANG SAKA WIRA KARTIKA
A. Bentuk.
Lambang Saka Wira
Kartika berbentuk segilima beraturan, yaitu lima sisinya sama panjang
B. Isi :
1. Lambang Eka Paksi.
2. 2 buah Tunas Kelapa
Gerakan Pramuka.
3. 2 buah batang padi
yang menguning.
4. Untaian pita
bertuliskan Saka Wira Kartika.B.
Isi.
C. Warna dan arti.
1. Warna
dasar Merah Putih melambangkan bendera kebangsaan Republik Indonesia.
2. Lambang
Kartika Eka Paksi. Terdiri atas kata “ Eka “ berarti Bintang. “ Eka “ berarti
satu, dan “ Paksi “ berarti burung. Di atas burung terdapat Bintang Emas yang
melambangkan kemenangan yang gemilang. Di dada Burung terdapat warna Merah
Putih dan yang melambangkan kesucian dan keberanian. Sehingga keseluruhan
melambangkan keperkasaan tanpa tanding dalam menjujung tinggi cita-cita luhur
bangsa Indonesia.
3. Tunas
Kelapa Gerakan Pramuka. Melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka
hendaknya serbaguna. Seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
4. 2
Tangkai padi yang menguning. Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.
5. Segilima,
Melambangkan Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila.
6. Garis
tepi warna kuning, melambangkan jiwa Pramuka yang kesatria.
7. Untaian
pita berwarna merah dengan tulisan Saka Wira Kartika berwarna hitam :
a. Warna
Pita merah melambangkan keberanian.
b. Warna
tulisan hitam melambangkan ketegasan.
8. Tulisan
Saka Wira Kartika :
a. Saka (
Satuan Karya Pramuka ) adalah wadah pendidikan guna menyakurkan minat,
mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang Ilmu
pengetahuan dan tehnologi.
b. Wira
adalah kesatria muda yang terampil, tangkas dan cerdas.
c. Kartika
adalah Bintang yang tinggi, melambangkan cita-cita yang tinggi dan berbudi
luhur.
Langganan:
Postingan (Atom)